Langsung ke konten utama

Berbenah


Belajar Berbenah

Jujur selama ini kondisi rumah yang begini begini saja sering membuat saya bosan berbenah, karena berasa ajaib kenapa rumah ini masih sering berantakan walaupun sudah rutin berbenah, ternyata selama ini saya “salah” dalam berbenah, dan saya memantabkan hati untuk belajar berbenah dengan metode GEMAR RAPI yang saya tahu dari teman di Playdate Gresik IIP. Saat itu beberapa hari menuju pendaftaran dibuka dan tanpa babibu saya mendaftar untuk mengikuti kelasnya, walau dengan kondisi hamil 9 bulan yang tinggal menunggu gelombang cinta anak ke 3 ini muncul dan dilahirkan. Kenapa saya mau belajar, karena saya memilih untuk menjawab tantangan pribadi untuk merapikan rumah sesuai dengan esensi rumah itu dibangun, yaitu rumah tinggal bukan gudang penimbun barang.

Dari materi yang pertama yang saya dapat ada beberapa hal penting dalam berbenah, selain mindset adalah CLUTTER, apa itu Clutter? Clutter adalah segala sesuatu yang tidak enak dilihat, didengar dan dirasakan, clutter dapat berupa benda-benda yang bertebaran (berantakan) dan tidak memiliki 'rumah' ataupun benda yang berserakan yang tidak dikembalikan ke tempat asalnya setelah digunakan. Clutter juga dapat berupa tumpukan benda-benda yang “terabaikan” dan tidak dimanfaatkan dengan optimal. Bagaimana cara mensiasatinya yaitu dengan reorganizing dan decluttering atau mengurangi benda benda yang dirasa bisa lebih bermanfaat untuk orang lain.

Hal pertama yang akan saya lakukan untuk decluttering adalah memilih kerudung yang bertumpuk dan sudah tak terpakai lagi dengan berbagai alasan, dan akan saya pindah tangankan ke orang yang lebih bisa memanfatankannya, tentunya ini didukung suami, kenapa harus kerudung saya dulu, karena secara prinsip nya saya harus menata diri sendiri dulu sebelum menata yang lainnya. Setelah itu saya akan memilih barang bekas souvenir yang ada digudang untuk disumbangkan atau diberikan kepada orang lain. Baru akan melanjutkan untuk declutterring dapur dan tempat lainnya. 

Tujuan saya rumah ini akan lebih nyaman dan dirindukan oleh seluruh anggota keluarga ini. Dan semua anggota keluarga juga akan ikut andil dalam proses berbenah dan menata diri. 5 atau 10 Tahun kedepan jika ada anggota keluarga baru dalam keluarga kecil ini berbenah akan menjadi hal yang menyenang kan dan barang yang dirumah benar benar barang yang dibutuhkan 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilarang Mengeluh....

Kenapa koq belum punya debay? Sama dengan ditanya Kenapa belum mati? Hehee kata kata yang sering saya ucapkan kalo ditanya seperti itu.... "Ndang gawekno anak to om imam iku ben seneng" Udah kayak kue aja ya di buat... Beli bahan, di olah dan jadi kue... Tapi sebenarnya jawaban saya adalah.... "Ben gusti Allah sing ngatur sak kabeh ane urip, menungso gur iso ndungo lang pasrah" Stop... Pasrah itu bukannya tak berbuat apa apa tapi berbuat sekuat tenaga dan terus berusaha, berdoa tanpa lelah, tetapi selalu mengingat kuasaNya bahwa kita harus menerima segala sesuatu yang diinginkanNya maka kita harus terima. Lanjuut... Masih mau protes??? Kenapa belum punya debay? Si A : yang amburadul hidupnya bisa hamil? Gak jelas kehidupannya, tak jelas pekerjaannya, tak ada ikatan pernikahan, Tapi kenapa dia bisa hamil? Ya karena ada yang memasukkan sperma... Allah memberikan nyawa pada jabang bayi, mempercayakan dia kepada sang bunda, dan... All...

Mengambang

Minggu malam, dalam perjalanan pulang dari Lamongan dan Madura Diskusi tentang bagaimana esok hari... Ibu menyuruhku ikut serta suami kembali ke gresik dan suami menginginkanku tetap tinggal di Mojosari Suami menyayangiku dan ibu menyayangi nya... heheheh Perjalanan yang melelahkan dan bagaimanapun keputusan suami tetap jadi prioritas.... Love you

X Factor

Maraknya peredaran berita yang bisa dikatakan tanpa pemilihan ... Tawuran, baku tembak, kekerasan,,, acara-acara yang dulu sering kami diskusikan di ruangan persegi dengan dosen kami... "Sekedar diskusi" tidak, kami sudah sering melayangkan segala apresiasi kami untuk berbagai acara-acara yang menurut kami tidak layak untuk ditampilkan. Entahlah apakah dosen-dosen kami yang perduli akan perkembangan generasi-generasi itu masih saja meneruskan nya... Entahlah... Tak perlu saling menyalahkan, orang tua, sekolah, pemerintah, dan televisi, media-media yang lainnya seharusnya saling bergandengan, saling memeluk demi dunia kita... Ehmmm mulai alay deh saya... Selalu ada faktor "x" yang tak bisa dijelaskan... Atas alasan apapun itu... Mulai melantur dan tak jelas yang dibicarakan ... Yang jelas yang saya pahami... Atas apa yang terjadi pada setiap manusia dan pada seluruh jagad raya... Selalu Ada Cinta Kasih Allah di dalamnya... Atas terselamatkannya balit...