Minggu, 16 Februari 2014 Pukul 7.30 Mendadak menjadi hari yang paling memukul buat ku, setelah lebaran dan saya tidak pernah pulang ke Mojokerto, akhirnya hari itu dengan penuh rasa yang berkecamuk saya pulang, berkendara dengan sangat pelannya hingga membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya. Dirumah dan dalam perjalanan mendadak seakan2 sunyi sekali seperti berkendara di lokasi yang terpencil dan sangat sepi, sedang hari itu jalan menuju rumah sedang ramai ramai nya. Entah apa yang saya fikir kan, entah apa yang terbayangkan. Tak pernah menyangka beliau pergi begitu cepat sebelum sempat memeluk bayi yang sedang dalan kandunganku. Bapak Yan begitu kami memanggilnya, sosok yang begitu kami sayangi, sosok yang sangat berharga bagi bapakku. Beliau dan Mak Muslichah adalah sepasang "malaikat" bagi bapak. Mereka tidak memiliki anak kandung dan merawat bapak sedari kecil hingga di akhir hayat. Beliau juga dulu yang mendorong ku untuk menyegerakan menikah walaupun saya ...
Belajar dan Berproses menjadi Ibu Seutuhnya